Lompat ke isi utama

Berita

Mafindo: Tahapan Pengawasan Paling Utama 

PONTIANAK - Komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mengajak Pemuda, Mahasiswa yang menjadi Pemilih Pemula untuk dapat ikut berperan dalam pengawasan Pemilu.\n\nNarasumber dalam kegiatan Webinar Optimalisasi Peran Mahasiswa Dalam Pengawasan Pilkada ditengah Pandemi 2020, yang dilaksanakan Bawaslu Kota Pontianak Bekerjasama dengan Univesitas Widya Dharma Pontianak, Kamis, (2/7/2020), Dr.Syf Ema Rahmaniah, M.Ed dari komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Korwil Pontianak, ini fokus pada gerakan literasi dan edukasi cerdas menggunakan internet ataupun sosial media dengan cara melakukan fake cheking.\n\nMenurutnya ini adalah upaya-upaya agar masyarakat bisa memilah mana informasi yang dapat dipercaya atau tidak yang tentunya akan menimbulkan masalah apabila informasi itu diyakini apalagi jika sampai di politisasi dan biasanya ini cenderung menguat kejadiannya moment-moment itu menjelang Pemilu dan Pilkada.\n\nUntuk itu salah satu upaya yang sudah dilakukan oleh Mafindo di Kalimantan Barat pada Pilkada 2018 kami membentuk Hoax Crisis Center (HCC) dan salah satu program lainnya adalah stop hoax Indonesia sebuah program yang fokus literasi kepada anak muda dan ibu rumah tangga.\n\nSementara itu, Point penting dalam sekolah kader pengawasan partisipatif tidak hanya menjadi tanggung jawab Bawaslu, namun seharusnya menjadi salah satu titipan program yang perlu diupayakan oleh siapapun oleh komunitas, lembaga-lembaga pendidikan tinggi maupun menengah.\n\nTahapan menuju pemilu berintegritas tahapan yang paling utama sebenarnya dimulai dari tahapan pengawasan, selama ini gerakan yang lebih banyak difokuskan adalah gerakan ayo memilih padahal pemilu berintegritas itu dapat tercapai tidak hanya warganya memberikan atau mengawal hak pilihnya, cara mengawal hak pilih salah satunya dengan melakukan pengawasan," tegas Ema.\n\nIa menjelaskan Pengawasan bisa dilakukan dengan empat tahap dari : Persiapan, Pelaksanaan, Rekap/Penetapan dan setelah terpilih dan ditentukan pemenang dalam pilkada yang paling penting pengawasan yang bisa dilakukan masyarakat adalah mengawasi jejak Pemerintahannya, jadi jangan hanya memberikan hak pilih tapi lupa dengan hak pengawasannya.\n\n"Kerja bersama melawan hoax dan ujaran kebencian tahun politik Para kandidat, parpol pengusung, dan tim kampanye harus buka mata atas penggunaan hoax dalam proses pemilu. Komitmen melawan hoax harus konkrit dan gigih dalam bentuk tindakan nyata yang efektif," katanya.\n\nMenurutnya tokoh masyarakat dan agama dapat membantu menanamkan kode etik bermedsos kepada masyarakat, membantu menyebarkan klarifikasi, dan mendorong serta menggiatkan silaturahmi dan tabayyun antar warga.\n\nIa menambahkam masyarakat, komunitas, dan organisasi masyarakat sipil secara giat dapat melakukan edukasi literasi dan siskamling digital. Penegakan hukum yang tegas dan memberi efek jera."