Muzammil: Santri Juga Harus Melek Politik (Jaga Data Pemilih, Lawan Hoaks, Kawal Demokrasi)
|
PONTIANAK – Dalam upaya meningkatkan kesadaran politik generasi muda, Anggota Bawaslu Kota Pontianak AH. Muzammil selaku Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Pendidikan Politik bertema “Sosialisasi Kesadaran Generasi Muda Akan Pentingnya Demokrasi Dalam Pemilu dan Pemilihan” yang digelar di Pondok Pesantren Sirojul Ulum Pontianak, Senin 21/07/2025.
Dalam paparannya Muzammil menekankan pentingnya peran generasi muda, khususnya para santri dalam menjaga kualitas demokrasi melalui partisipasi aktif dalam Pemilu dan Pemilihan. Ia menjelaskan bahwa demokrasi bukan sekadar sistem pemerintahan, tetapi merupakan mekanisme penting yang menjamin hak-hak rakyat mengawasi kekuasaan pemerintah, serta memastikan keputusan yang diambil mencerminkan aspirasi masyarakat.
“Demokrasi adalah kekuasaan yang sejatinya berada di tangan rakyat, baik secara langsung maupun melalui wakil yang dipilih. Karena itu, penting bagi generasi muda memahami, menjaga dan mengawal proses demokrasi yang berlangsung di negeri ini,” ujar Muzammil.
Lebih lanjut Muzammil juga memberikan edukasi tentang perbedaan Pemilu dan Pemilihan. Ia menjelaskan bahwa Pemilu (Pemilihan Umum) diperuntukkan bagi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR, DPD, serta DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Sementara itu Pemilihan lebih spesifik pada pemilihan kepala daerah, yakni Gubernur, Bupati dan Wali Kota beserta wakilnya.
Dalam kesempatan ini juga Muzammil mengajak para siswa dan siswi untuk lebih peduli terhadap proses pemutakhiran data kependudukan, khususnya terkait akta kematian. Ia menekankan pentingnya menyampaikan kepada keluarga agar segera melaporkan jika ada anggota keluarga yang telah meninggal dunia. Hal ini bertujuan untuk mencegah potensi penyalahgunaan daftar pemilih.
“Saat ini sedang berlangsung Pemutakhiran Daftar Pemilih Berkelanjutan (PDPB) yang dilaksanakan oleh KPU dan Bawaslu hadir mengawasi agar proses ini berjalan sesuai aturan yang berlaku,” terang Muzammil. Ia juga mengingatkan bahwa Pemilu dan Pemilihan harus selalu berlandaskan pada prinsip Luber dan Jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil) demi menjaga integritas demokrasi di Indonesia.
Di hadapan para santri Muzammil turut menyoroti berbagai tantangan demokrasi saat ini, seperti rendahnya partisipasi masyarakat, penyalahgunaan kekuasaan, serta maraknya informasi tidak akurat dan manipulatif. Menurutnya hal ini menjadi ancaman serius yang harus dihadapi dengan memperkuat literasi politik, khususnya di kalangan generasi muda.
“Pemilu bukan sekadar rutinitas lima tahunan. Ini adalah momentum emas bagi rakyat untuk menentukan arah masa depan bangsa. Mari kita dukung demokrasi dengan aktif menggunakan hak pilih dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan demi masa depan Indonesia yang lebih baik,” tutup Muzammil.
Penulis dan Foto: Robeth
Editor: Robeth